Menungsa

Sekang Wikipedia, Ensiklopedia Bebas sing nganggo Basa Banyumasan: dhialek Banyumas, Purbalingga, Tegal lan Purwokerto.


putra lan putri.

Menungsa atawa wong teyeng diartikna sejen-sejen miturut biologis, rohani, lan istilah kabudayan, atawa sacara campuran. Sacara biologis, menungsa diklasifikasikna maring Homo sapiens (Basa Latin kanggo menungsa), sawijining spesies primata sekang golongan mamalia sing dilengkapi utek berkemampuan dhuwur. Nang babagan karohanian, menungsa dijelasna nggunakna konsep jiwa sing maneka warna variasi, nang jeroning agama, dimangerteni hubungane karo kekuatan katuhanan atawa makhluk urip; nang jeroning mitos, menungsa uga kerep dibandingna karo ras liyane. Nang jeroning antropologi kabudayan, menungsa dijelasna adhedhasar basane, organisasi menungsa nang masyarakat majemuk sarta tuwuhing teknologine, lan utamane adhedhasar kemampuane kanggo mbentuk kelompok lan lembaga kanggo dukungan siji karo liyane lan tulung-tinulung.

Penggolongan menungsa sing paling utama kuwe adhedhasar jenis kelaminne. Secara alamiah, jenis kelamin bocah sing tembe lair kuwe lanang atawa wadon. Bocah enom lanang dikenal minangka putra lan seuwise dewasa dadi pria. Bocah enom wadon dikenal minangka putri lan seuwise dewasa dadi wanita.

Panggolongan liyane yakuwe adhedhasar umur, wiwit sekang janin, bayi, balita, bocah, nom-noman, akil balik, pemuda/i, dewasa, lan (wong) tuwa.

Seliyane kuwe esih akeh panggolongan-panggolongan sing liyane, adhedhasar ciri-ciri fisik (werna kulit, rambut, mata; bentuk irung; dhuwur awak), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga cedhak, keluarga adoh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; kanca; mugsuh) lan sapanunggalane.

Tokoh kuwe istilah kanggo wong sing tenar (misale 'tokoh politik', 'tokoh sing tampil nang film', 'tokoh sing nampa penghargaan', dll).

Biologi[sunting | besut sumber]

?menungsa[1]
Rentang fosil: Cithakan:Fossil range Pleistocene - belakangan ini
menungsa berjenis kelamin lanang lan wadon
menungsa berjenis kelamin lanang lan wadon
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Primate
Famili: Hominidae
Upafamili: Homininae
Bangsa: Hominini
Genus: Homo
Spesies: H. sapiens
Jeneng trinomial
Homo sapiens sapiens
Linnaeus, 1758


Ciri-ciri Fisik[sunting | besut sumber]

Dalam biologi, menungsa biasanya dipelajari sebagai salah satu sekang berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi menungsa kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, menungsa diartikan sebagai hominid sekang spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies sing tersisa sekang Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies sing dapat bertahan hidup dalam genus Homo. menungsa menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) sing sempurna. Dengan adanya kedua kaki kanggo menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan kanggo memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).

Rata-rata tinggi badan wadon dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik menungsa sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat memengaruhinya, seperti gizi makanan.

Anak menungsa lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelairan, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak lanang esih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.

Kerangka menungsa.

Warna kulit menungsa bervariasi sekang hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, wong dengan nenek moyang sing berasal sekang daerah sing terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan wong sing bernenek-moyang sekang daerah sing hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada wong sing mempunyai nenek moyang sing berasal sekang daerah terik dan kurang terik; dan wong-wong tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit sing sedikit lebih terang daripada pria.

Perkiraan panjang umur menungsa pada kelairan mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah wong sing berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal menungsa diperhitungkan sekitar 120 tahun.

Sementara akeh spesies lain sing punah, menungsa dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya sing tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. menungsa cenderung menderita obesitas lebih sekang primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena menungsa mampu memproduksi lemak tubuh lebih akeh daripada keluarga primata lain. Karena menungsa merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki kanggo berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, menungsa wadon menderita kerumitan melahirkan anak sing relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan esih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah sing tak berkembang di dunia saat ini.

Ciri-ciri Mental[sunting | besut sumber]

akeh menungsa menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, menungsa adalah satu-satunya hewan sing terbukti berteknologi tinggi. menungsa memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki sing kedua terbesar; hiu memiliki sing terbesar kanggo ikan; dan gurita memiliki sing tertinggi kanggo invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting kanggo fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik sekang intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)

Kemampuan menungsa kanggo mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal sing jarang ditemui dalam kerajaan hewan. menungsa adalah satu sekang empat spesies sing lulus tes cermin kanggo pengenalan pantulan diri - sing lainnya adalah simpanse, wong utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse sing sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan sing hampir sama dengan sewong anak menungsa berumur empat tahun kanggo mengenali bayangannya di cermin.

Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa menungsa mempunyai mental sing baik.

Kemampuan mental menungsa dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka sekang organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan menungsa, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.

Lihat pula Berpikir, IQ, Ingatan, Penemuan, IPA, Filsafat, Pengetahuan, Pendidikan, Kesadaran

Habitat[sunting | besut sumber]

Pandangan konvesional sekang evolusi menungsa menyatakan bahwa menungsa berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi menungsa). Teknologi sing disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan menungsa kanggo mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, menungsa telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu sing hemat. menungsa, dengan populasi kurang lebih enam milyar jiwa, adalah salah satu sekang mamalia terakeh di dunia.

Sebagian besar menungsa (61%) berkediaman di daerah Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di Australia.

Gaya hidup asli menungsa adalah pemburu dan pengumpul, sing diadaptasikan ke sabana, adegan sing disarankan dalam evolusi menungsa. Gaya hidup menungsa lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; kadang-kadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap sing dimungkinkan oleh pertanian sing baik. menungsa mempunyai daya tahan sing baik kanggo memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan kanggo hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.

Perkampungan menungsa menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur kanggo menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di akeh tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.

Habitat menungsa dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan sing tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya kanggo tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas menungsa di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung sekang kerentanan menungsa terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua menungsa 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua menungsa sekaligus sing menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi menungsa. Sampai tahun 2004, telah ada akeh keberadaan menungsa di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana kanggo meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.

Populasi[sunting | besut sumber]

Dalam kurun waktu 200 tahun sekang 1800 sampai 2000, populasi dunia telah bertambah pesat sekang satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh milyar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas sing cukup besar — sekitar 2.5 sekang jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama abad ke-21. Polusi, kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh sekang masalah sing dihadapi oleh menungsa sing tinggal di kota dan pemukiman pinggiran kota.

Asal Mula[sunting | besut sumber]

Artikel utama: Evolusi menungsa

Hewan terdekat dengan menungsa sing esih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah wong utan. Sangat penting kanggo diingat, namun, bahwa menungsa hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung sekang mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara menungsa dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang sekang 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah menungsa bercabang sekang simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan sekang gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru sekang tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan sekang garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.

Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi menungsa:

  • perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, sing umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
  • pengurangan gigi taring.
  • penggerak bipedal (dua kaki)
  • perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).

Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan sing berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.

Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria menungsa diakui sebagai sumber berharga kanggo membangun ulang silsilah menungsa dan kanggo melacak perpindahan menungsa awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir sing serupa menungsa modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang sekang 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan menungsa).

Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat menungsa sekang sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian kanggo melihat pola pikir sing berlawanan.

Kerohanian dan Agama[sunting | besut sumber]

Bagi keakehan menungsa, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, menungsa tersebut dianggap sebagai "wong menungsa" terdiri sekang sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa sing kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya sekang kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa menungsa tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian wong dan ditolak oleh lainnya. Juga, sing menjadi perdebatan diantara organisasi agama adalah mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik menungsa, serta ada juga sing percaya akan jiwa kelompok sing diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana menungsa diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.

Animisme[sunting | besut sumber]

Animisme adalah kepercayaan bahwa obyek dan gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup. Dalam beberapa pandangan dunia animisme sing ditemukan di kebudayaan pemburu dan pengumpul, menungsa sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan, tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban kanggo memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini, menungsa dianggap sebagai penghuni, atau bagian, sekang alam, bukan sebagai sing lebih unggul atau sing terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama dianggap penting kanggo kelangsungan hidup, karena dapat memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber makanan tertentu, roh tempat bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam ajaran animisme sing berkembang, seperti Shinto, ada sebuah makna sing lebih mendalam bahwa menungsa adalah sebuah tokoh istimewa sing memisahkan mereka sekang segenap benda dan hewan, sementara esih pula menyisakan pentingnya ritual kanggo menjamin keberuntungan, panen sing memuaskan, dan sebagainya.

Keakehan sistem kepercayaan animisme memegang erat konsep roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia sing penuh dengan kesenangan, dengan panen sing terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan sing berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai hantu, seringkali sing berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem lain sing menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat dan menggeluyur sebagai hantu. Upacara pemakaman, berkabung dan penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh sanak sing esih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu kanggo keberhasilan penyelesaian perjalanan tersebut.

Ritual dalam kebudayaan animisme sering dipentaskan oleh dukun atau imam (cenayang), sing biasanya tampak kesurupan tenaga roh, lebih sekang atau di luar pengalaman menungsa biasa.

Pemraktekan tradisi penyusutan kepala sebagaimana ditemukan di beberapa kebudayaan, berasal sekang sebuah kepercayaan animisme bahwa sewong musuh perang, jika rohnya tak terperangkap di kepala, dapat meloloskan diri sekang tubuhnya dan, setelah roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk hewan pemangsa dan pembalasan setimpal.

Mistikme[sunting | besut sumber]

Barangkali merupakan praktek kerohanian dan pengalaman, tetapi tidak harus bercampur dengan theisme atau lembaga agama lain sing ada di berbagai masyarakat. Pada dasarnya gerakan mistik termasuk Vedanta, Yoga, Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan menungsa), tradisi memuja Eleusis, perintah mistik Kristiani dan pengkhotbah seperti Meister Eckhart, dan keislaman Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam mistikme monotheis, pengalaman mistik memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.

Politheisme[sunting | besut sumber]

Konsep dewa sebagai makhluk sing sangat kuat kepandaiannya atau supernatural, keakehan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atau zoomorfik, sing ingin disembah atau ditentramkan oleh menungsa dan ada sejak permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian Zaman Batu pula. Dalam masa sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat agama berhala dipimpin oleh kependetaan (misal: agama Vedik, (pemraktekan kependetaan berkelanjutan dalam Hinduisme, sing namun telah mengembangkan teologi monotheis, seperti penyembahan berhala theisme monistik, Mesir, Yunani, Romawi dan Jerman). Dalam agama tersebut, menungsa umumnya diciri-cirikan dengan kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, kadang-kadang dicerminkan dalam masyarakat berhirarki diperintah sing oleh dinasti-dinasti sing menyatakan keturunan sifat ketuhanan/kedewaan. Dalam agama sing mempercayai reinkarnasi, terutama Hinduisme, tak ada batasan sing kedap di antara hewan, menungsa, dan dewa, karena jiwa dapat berpindah di seputar spesies sing berbeda tanpa kehilangan identitasnya.

Monotheisme[sunting | besut sumber]

Gagasan sekang suatu Tuhan tunggal sing menggabungkan dan melampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten (lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan Monotheisme). Konsep sekang kebaikan dan kejahatan dalam sebuah pengertian moral timbul sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak.

Dalam agama Yahudi, Tuhan adalah pusat dalam pemilihan wong Yahudi sebagai rakyat, dan dalam Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas dan hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa sing jelas (harus diutamakan) di atas takdir individu.

Kekristenan bertumbuh keluar sekang agama Yahudi dengan menekankan takdir individual, khususnya setelah kematian, dan campur tangan pribadi Tuhan dengan adanya inkarnasi, yaitu dengan menjadi menungsa selama sementara.

Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani kanggo Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan, sangatlah mirip dengan Kekristenan dalam melihat menungsa sebagai wali/wakil sekang Tuhan dan satu-satunya makhluk inkarnasi sing memiliki kehendak bebas (atau dapat berdosa) atau melakukan hal sing bertentangan dengan alam. Julukan sing diberikan kepada menungsa dalam Islam adalah Bani Adam.

Dalam semua agama Abraham, menungsa adalah penguasa, atau pengurus, di atas seluruh muka Bumi dan semua makhluk lain, sedikit lebih rendah daripada malaikat (lihat Rantaian Makhluk-Makhluk), dan memiliki moral hati nurani sing unik. Hinduisme, juga belakangan mengembangkan teologi monotheis seperti theisme monistik, sing berbeda sekang pikiran Barat mengenai monotheis.

Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam kepercayaan bahwa umat menungsa diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban kasih sayang, dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.

Sang Individu[sunting | besut sumber]

menungsa individu adalah subyek sing mengalami kondisi menungsa. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal kanggo hak asasi diadakan kanggo melindungi hak masing-masing individu.

Hati lan kesadaran[sunting | besut sumber]

Pengalaman subyektif sekang sewong individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan sekang perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan sing menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati menungsa diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati menungsa (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis sing dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian sekang alam bawah sadar. Freud menyusun diri menungsa menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan kanggo ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.

Emosi[sunting | besut sumber]

Individu menungsa terbuka terhadap emosi sing besar memengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

Seksualitas[sunting | besut sumber]

Seksualitas menungsa, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).

Tubuh[sunting | besut sumber]

penampilan fisik tubuh menungsa adalah pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam setiap kebudayaan menungsa, wong gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif sekang penampilan sesewong.

Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara jelas tercermin dalam kebudayaan menungsa (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi).

Rata-rata waktu tidur (dengan nilai minimal) adalah 8 jam per hari kanggo dewasa dan 10 jam kanggo anak-anak. wong sing lebih tua biasanya tidur selama 6 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi wong-wong kanggo mendapat waktu tidur kurang sekang sing mereka butuhkan.

Tubuh menungsa diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah ilmu pengetahuan sing menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.

kelairan lan kasédan[sunting | besut sumber]

Kehidupan subyektif individu berawal pada kelairannya, atau dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu. kelairan dan kematian sebagai peristiwa luar biasa sing membatasi kehidupan menungsa, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir meninggal). Upacara penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat menungsa, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. (lihat kekekalan).

Masyarakat[sunting | besut sumber]

Meskipun akeh spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, menungsa dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan sekang adat kebiasaan sing mereka bentuk entah kanggo kelangsungan hidup individu atau kelompok dan kanggo pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi menungsa juga unik dalam kemampuannya kanggo membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan sing menjelaskan interaksi antar menungsa.

Basa[sunting | besut sumber]

Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat menungsa, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihat Asal usul basa). Basa adalah pusat sekang komunikasi antar menungsa. Kata Yahudi kanggo "binatang" (behemah) berarti "bisu", menggambarkan menungsa sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap hewani). Basa adalah pusat sekang sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, sing memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan antara basa-basa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa sing diucapkan menungsa saat ini. menungsa sing kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap menggunakan Basa Isyarat.

Agama[sunting | besut sumber]

Dalam setiap kebudayaan menungsa, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi sing sangat kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat sing kuat sekang pengalaman tertentu dapat kadang-kadang menimbulkan kefanatikan atau agresi kepada menungsa lain sing tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi adalah masyarakat sing dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh sewong pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai alat penyaluran dan pengaruh sekang norma budaya dunia dan tingkah laku sing wajar dilakukan menungsa.

Keluarga dan teman sepergaulan[sunting | besut sumber]

Individu menungsa dibiasakan kanggo bertumbuh menjadi sewong pelengkap sing berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.

Sebagai sewong pelengkap berjiwa kuat sing serupa dapat dikelirukan dengan suatu kelompok kecil sing sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal kanggo gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan sekang teman dapat memengaruhi tingkah laku anggotanya.

Sewong individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan sing kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan menungsa sing wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).

Suku, bangsa dan negara bagian[sunting | besut sumber]

Kelompok menungsa sing lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri sekang beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih sekang semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian kanggo kelompok sing besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, sing berakibat hysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.

Antropologi budaya menjelaskan masyarakat menungsa sing berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan sing dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.

Kebudayaan dan peradaban[sunting | besut sumber]

Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat sing telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan menungsa dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah sekang tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi sekang masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting sekang kebudayaan menungsa (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).

Renungan diri[sunting | besut sumber]

Umat menungsa selalu mempunyai perhatian sing hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan menungsa kanggo mengintrospeksi diri, keinginan individu kanggo menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi menungsa merupakan pokok jenis menungsa secara keseluruhan. Renungan diri adalah dasar sekang filsafat dan telah ada sejak awal pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya, karena ditulis oleh menungsa, dengan sendirinya tak dapat luput sekang contoh refleksi diri.

menungsa kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di Bumi, dan sing paling maju dalam kepandaian dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam kebudayaan Barat, dan berasal sekang bagian dalam cerita penciptaan di Alkitab sing mana Adam secara khusus diberikan kekuasaan atas Bumi dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan menungsa, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan dan singkatnya kehidupan menungsa (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan menungsa dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab Pengkhotbah meratapi kesia-siaan semua usaha menungsa).

Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan terkenal bahwa "menungsa adalah ukuran sekang segalanya; apa sing benar, benarlah itu; apa sing tidak, tidaklah itu". Aristotle mendeskripsikan menungsa sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam menungsa, dan "hewan dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah sing juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.

Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa keberadaan menungsa sing diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah kanggo mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematian. Pencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant, "menungsa dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, sing mana ia adalah 'hewan rasionil'". Pada awal abad ke-20, Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan menungsa mengarah kepada suatu bagian besar sing dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.

Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies sing paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal sing menduduki lingkungan beraneka-ragam seakeh menungsa. Rupa-rupa usaha telah dibuat kanggo mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal sing membedakan menungsa sekang semua hewan lain, misal: Kemampuan kanggo membuat dan mempergunakan perkakas, kemampuan kanggo mengubah lingkungan, bahasa dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri sing siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental sing kemungkinan unik di antara menungsa: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abstrak atau secara logika. Adalah susah, namun, kanggo tiba pada suatu kelompok atribut sing termasuk semua menungsa, dan hanya menungsa, dan harapan kanggo menemukan ciri-ciri unik menungsa sing adalah masalah sekang renungan-diri menungsa lebih daripada suatu masalah zoologi.

Referensi[sunting | besut sumber]

Deleng uga[sunting | besut sumber]

Referensi[sunting | besut sumber]

  1. Cithakan:MSW3 Groves

Pranala jaba[sunting | besut sumber]


Cithakan:Kekerabatan