Menyang kontèn

Parembugan:Dolanan

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Sekang Wikipedia, Ensiklopedia Bebas sing nganggo Basa Banyumasan: dhialek Banyumas, Purbalingga, Tegal lan Purwokerto.


permainan tradisional versus permainan moderen

[besut sumber]

menapaki dunia bermain anak atau bocah (bahasa jawa) memang mengasikan. berbagai kecenderungan permainan seperti dakon,karetan,bola beton,engklek,gobaksodor(bentengan), entek dll. cenderung untuk membawa kita kearah permainan team work. mungkin sesuatu itulah yang setidaknya dapat kita sadari permainan bocah tidak hanya mempunyai prinsip bermain seperti citra manusia (homo ludens) tetapi juga memiliki sebuah ciri khas keragaman budaya lokal. namun berkembangnya peralihan jaman yang didasari oleh perkembangan teknologi cenderung untuk meninabobokan masyarakat. hingga membuat bergesernya nilai budaya lokal di negri tercinta ini. memang secara khusus tidak ada salahnya jika peradaban manusia sudah beransur-ansur berkembang tetapi tidak seharusnya menggeser budaya terdahulunya. alakah baiknya untuk membina dan mempertahankanya jika tidak mau tergeser dengan keberadaan permainan moderen.

permainan seperti Playstation (PS), Game boy, Game komputer, barby Dll. membuat masyarakat terikat dengan budaya konsumerisme yang cenderung mengubah cara hidup dalam masyarakat. bahkan keberadaan permainan seperti ini di gunakan sebagai kapitalisme pemilik modal. harusnya yang patut untuk disadari kembali adalah keberadaan permainan tradisional yang cenderung beransur-ansur menghilang dari permukaan. apalagi didaerah perkotaan yang saat ini sangat minim adanya lahan untuk bermain hingga membuat anak atau bocah lebih memilih untuk bermain di daerah rumahnya atau banyak bermain permainan moderen. tetapi umumnya keberadaan permainan ini masih tertanam pada jiwa masyarakat pedesaan yang jauh dari peradaban teknologi.

andreas, UKPM Civitas Unmer Malang