Keuskupan Agung Semarang

Sekang Wikipedia, Ensiklopedia Bebas sing nganggo Basa Banyumasan: dhialek Banyumas, Purbalingga, Tegal lan Purwokerto.


Keuskupan Agung Semarang kuwe tahta metropolitan sekang telu keuskupan sufragan nang sekitare yaiku keuskupan Malang, keuskupan Purwokerto, lan Keuskupan Surabaya. Keuskupan Agung Semarang nduweni 504.000 umat Katolik sing ana nang Jawa Tengah bagian wetan singluas total wilayahé 21.200 km2, seliyane kabupaten Rembang lan kabupaten Blora.

Keuskupan Agung Semarang merupakan metropolit Provinsi Gerejani dalam kesatuan dengan tiga keuskupan sufragan di dekatnya, yaitu keuskupan Malang, keuskupan Surabaya lan keuskupan Purwokerto.

Sejarah[sunting | besut sumber]

Kontak awal agama Katolik di wilayah ini terjadi pada tahun 1640 ketika dua orang imam Dominikan (OP), yaitu Manuel de St Maria OP dan Pedro de St Joseph OP mendapat sebidang tanah dari Sultan Mataram untuk tempat melayani umat Katolik yang terdiri dari para pedagang Portugis di Jepara. Tetapi komunitas awal itu cerai berai karena ditindas VOC Belanda. Pada tahun 1808 Semarang adalah suatu stasi dari Prefektur Apostolik Batavia (Jakarta) yang dilayani oleh Pastor L. Prinsen Pr. Pada tahun 1818 Pastor L. Prinsep Pr ditarik ke Jakarta dan diangkat menjadi Prefek Apostolik Batavia. Semarang kemudian dilayani oleh dua pastor baru. Tahun 1859 Ambarawa menjadi stasi baru dengan datangnya imam-imam Serikat Yesus (SY). Pada 1865 Jogjakarta menjadi stasi baru, disusul Magelang. Pada 1904 Pastor van Lith SY mendirikan sekolah guru di Muntilan dan penyebaran para guru selanjutnya menyebabkan Gereja Katolik berkembang lebih pesat di Jawa Tengah khususnya dan hampir secara menyeluruh di Jawa. Seminari Menengah didirikan di Muntilan pada tahun 1911 dan nantinya pindah ke Mertoyudan. Pada 1936 didirikan Seminari Tinggi di Jogjakarta.

Vikariat Apostolik Semarang didirikan pada tahun 1940, dan dengan berdirinya hirarki Gereja Katolik di Indonesia pada 3 Januari 1961 berubah statusnya menjadi Keuskupan Agung Semarang. Umat Katolik bertumbuh jumlahnya dari 47.000 di 23 paroki pada tahun 1950, menjadi 204.000 pada tahun 1970, selanjutnya 302.000 pada tahun 1980, 424.000 di 79 paroki pada tahun 1990 dan 483.000 di 88 paroki pada tahun 2000. Menurut statistik tahun 2005, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang berjumlah 504.000 pada tahun 2004.

Gembala[sunting | besut sumber]

  • Vikaris Apostolik

Mgr. Albertus Soegijapranata SY (1940-1961)

  • Uskup Agung
  1. Mgr. Albertus Soegijapranata SY (1961-1963)
  2. Mgr. Yustinus (Kardinal) Darmojuwono (1963-1981)
  3. Mgr. Yulius (Kardinal) Darmaatmadja SY (1983-1996)
  4. Mgr. Ignatius Suharyo (1997-2009)
  5. Mgr. Yohanes Maria Trilaksyanta Pujasumarta (2010-sekarang)

Perkembangan jumlah imam Praja yang melayani Keuskupan Agung Semarang dari 15 orang pada tahun 1950, menjadi 42 (1970), 62 (1980), 76 (1990), 124 (2000), dan 142 orang pada tahun 2004. Imam tarekat religius dari 65 orang pada tahun 1950, menjadi 167 (1970), 164 (1980), 191 (1990), 192 (2000), dan 202 orang pada tahun 2004.


Paroki[sunting | besut sumber]

  • Paroki St Yusuf, Ambarawa (1896)
  • Paroki Keluarga Kudus, Banteng (1967)
  • Paroki St Yakobus Rasul, Bantul (1934)
  • Paroki St Petrus dan Paulus, Babadan (1969)
  • Paroki St Yosef, Baturetno (1956)
  • Paroki Regina Pacis, Bedono (1966)
  • Paroki St Teresia Lisieux, Boro (1864)
  • Paroki St Petrus, Borobudur (1968)
  • Paroki Hati Kudus Maria yang Tak Bercela, Boyolali (1961)
  • Paroki St Yohanes Rasul, Delanggu (1959)
  • Paroki St Mikael, Demak
  • Paroki Hati Kudus Yesus, Ganjuran (1930)
  • Paroki St Maria Diangkat ke Surga Dengan Mulia, Gamping (1920)
  • Paroki St Stanislaus Kostka, Girisonta (1931)
  • Paroki St Maria, Gubug
  • Paroki St Theresia, Jombor
  • Paroki St Stephanus, Jumapolo
  • Paroki Maria Stella Maris, Jepara (1961)
  • Paroki Kristus Raja, (Baciro) Jogja (1963)
  • Paroki St Yosef, (Bintaran) Jogja (1896)
  • Paroki St Albertus Magnus, (Jetis) Jogja (1965)
  • Paroki St Antonius a Padua, (Kotabaru) Jogja (1933)
  • Paroki St Fransiskus Xaverius, (Kidul Loji) Jogja (1812)
  • Paroki Hati St Perawan Maria yang Tak Bernoda, (Kemetiran) Jogja (1945)
  • Paroki Hati Yesus yang Mahakudus, (Pugeran) Jogja (1934)
  • Paroki St Perawan Maria Ibu Rahmat Ilahi, Kalasan (1930)
  • Paroki St Pius X, Karanganyar
  • Paroki St Maria, Kartosuro
  • Paroki St Perawan Maria Sakramen Mahakudus, Klaten (1923)
  • Paroki St Paulus, Kleco (1980)
  • Paroki St Petrus dan Paulus, Klepu (1930)
  • Paroki St Yohanes Penginjil, Kudus (1939)
  • Paroki St Ignatius, Magelang (1865)
  • Paroki St Maria Fatima, Magelang (1971)
  • Paroki St Mikael, Pancaarga, Magelang (1965)
  • Paroki St Yosef, Medari (1917)
  • Paroki St Yosef Pekerja, Mertoyudan (1952)
  • Paroki St Aloysius Gonzaga, Mlati (1936)
  • Paroki St Antonius, Muntilan (1894)
  • Paroki St Perawan Maria yang Dikandung Tanpa Noda Asal, Nanggulan (1958)
  • Paroki St Perawan Maria Diangkat ke surga, Pakem (1921)
  • Paroki St Maria, Palur
  • Paroki Keluarga Kudus, Parakan (1983)
  • Paroki St Yosef, Pati (1932)
  • Paroki Penampakan Perawan Maria, Promasan (1959)
  • Paroki Hati Yesus Mahakudus, Purwodadi (1952)
  • Paroki St Maria dan Yosef, Rowoseneng (1982)
  • Paroki St Theresia, Salam (1965)
  • Paroki Para Martir Jepang, Salatiga (1928)
  • Paroki St Theresia Kanak-kanak Yesus, Sedayu (1930)
  • Paroki Keluarga Kudus, Semarang/Atmodirono (1932)
  • Paroki St Theresia, Semarang/Bongsari (1967)
  • Paroki St Yosef, Semarang/Gedangan (1809)
  • Paroki Hati Yesus yang Mahakudus, Semarang/Karangpanas (1915)
  • Paroki St Fransiskus Xaverius, Semarang/Kebondalem (1956)
  • Paroki Mater Dei, Semarang/Lampersari
  • Paroki St Perawan Maria Rosario, Semarang/Randusari-Katedral, 1928
  • Paroki Hati Kudus Yesus, Simo (1967)
  • Paroki Yohanes Penginjil, Somohitan/Turi (1930)
  • Paroki St Maria Fatima, Sragen (1961)
  • Paroki Hati Kudus, Sukoharjo
  • Paroki St Isidorus, Sukorejo/Weleri (1963)
  • Paroki St Maria Lourdes, Sumber
  • Paroki St Ignatius Loyola, Surakarta/Dirjodipuran (1972)
  • Paroki St Antonius, Surakarta/Purbayan (1859)
  • Paroki St Perawan Maria Permaisuri, Surakarta/Purbawardayan (1961)
  • Paroki St Petrus Rasul, Surakarta/Purwosari (1940)
  • Paroki Tawangmangu
  • Paroki St Petrus dan Paulus, Temanggung (1937)
  • Paroki Yusuf, Tumpang/Wanakersa
  • Paroki Kristus Raja, Ungaran (1933)
  • Paroki St Perawan Maria Bunda Penasehat, Wates (1930)
  • Paroki St Martinus, Weleri (1954)
  • Paroki St Perawan Maria Bunda Kristus, Wedi (1948)
  • Paroki St Yohanes Rasul, Wonogiri (1967)
  • Paroki St Petrus Kanisius, Wonosari (1920)

Referensi[sunting | besut sumber]

  • KWI, Buku Petunjuk Gereja Katolik
  • Dr. F. Hasto Rosariyanto SY, (2001), Bercermin pada Wajah-wajah Keuskupan Gereja Katolik Indonesia. Kanisius.

Pranala jaba[sunting | besut sumber]