Keuskupan Agung Samarinda

Sekang Wikipedia, Ensiklopedia Bebas sing nganggo Basa Banyumasan: dhialek Banyumas, Purbalingga, Tegal lan Purwokerto.


Keuskupan Agung Samarinda kuwe wilayah teritorial Gereja Katolik Roma sing dadi tahta metropolitan sekang telu keuskupan sufragan nang sekitare yaiku keuskupan Tanjung Selor, keuskupan Banjarmasin, lan Keuskupan Palangkaraya. Wilayah geografisnya mencakup Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Pasir lan Kabupaten Penajam Paser Utara. Nang taun 2004 Keuskupan Agung Samarinda kecatet nduweni 23 paroki, dilayani nang 35 imam nggo 122.428 umat lan persentase populasi Katolik 5,2%.

Gedung Keuskupan Agung Samarinda

Sejarah[sunting | besut sumber]

Pada tahun 1907, tiga imam Kapusin tiba di hulu Sungai Mahakam setelah menempuh perjalanan menembus jantung Kalimantan dari arah Barat melalui hulu Sungai Kapuas. Mereka menetap di kampung Laham, mempelajari budaya setempat dan membuka sekolah Katolik pada tahun 1911. Pembaptisan orang suku Dayak pertama dilakukan pada tahun 1913.

Karena ordo Kapusin kekurangan tenaga imam, sementara misi di Kalimantan Barat juga berjalan lancar, sehingga pada tahun 1926 tiga orang dari Misionaris Keluarga Kudus tiba di Laham dari Belanda. Pada tahun 1928 pusat misi dipindahkan ke hilir, yaitu ke Tering. Selanjutnya beberapa stasi dibuka, baik di hulu Sungai Mahakam seperti di Long Pahangai dan Tiong Ohang pada tahun 1936 dan Barong Tongkok tahun 1937 maupun di daerah-daerah pesisir dan hilir Sungai Mahakam seperti di Balikpapan tahun 1930, Pulau Tarakan tahun 1934 dan Samarinda tahun 1933. Karena perkembangan ini, maka pada tahun 1938 Prefektur Apostolik Bandjarmasin dibentuk, dipisahkan dari Vikariat Apostolik Borneo Belanda di Pontianak. Tahun 1949 status Prefektur Apostolik ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik.

Pada tanggal 21 Februari 1955 wilayah Kalimantan Timur dipisahkan dengan membentuk Vikariat Apostolik Samarinda dan statusnya ditingkatkan menjadi keuskupan penuh pada tanggal 3 Januari 1961. Pada tanggal 9 Januari 2002 wilayah keuskupan dikurangi dengan dibentuknya Keuskupan Tanjung Selor, sedangkan sejak tanggal 29 Januari 2003 status Keuskupan Samarinda yang tadinya merupakan keuskupan sufragan dari Keuskupan Agung Pontianak ditingkatkan menjadi provinsi gerejani baru, yaitu "Keuskupan Agung Samarinda" dengan 3 keuskupan sufragan.

Karya pendidikan dirintis oleh Suster-suster Misi dan Adorasi dari S. Familia atau MASF yang membuka sekolah di Balikpapan pada tahun 1948 dan kemudian rumah sakit di Tering pada tahun 1949. Seminari menengah juga dibuka di Samarinda pada tahun 1961 yaitu Seminari St. Yohanes Don Bosco yang merupakan kelanjutan dari Seminari St.Yosep di Sanga-sanga yang pernah dibuka pada tahun 1954 sampai tahun 1959.

Uskup[sunting | besut sumber]

Paroki[sunting | besut sumber]

  • Samarinda (Katedral St. Maria Pembantu Senantiasa)
  • Mangkupalas, Baqa, Samarinda Seberang (Hati Kudus Yesus)
  • Temindung, Samarinda (St. Lukas)
  • Barong Tongkok, Kutai Barat (Kristus Raja)
  • Laham, Kutai Barat (Hati Kudus Yesus)
  • Long Hubung, Kutai Barat (St. Maria)
  • Long Pahangai, Kutai Barat (St. Yoseph)
  • Melak, Kutai Barat (St. Markus)
  • Melapeh, Lingggang Bingung, Kutai Barat (St. Yohanes Penginjil)
  • Tanjung Isuy, Kutai Barat (St. Arnoldus Janssen)
  • Tering, Kutai Barat (Keluarga Kudus)
  • Tiong Ohang, Long Apari, Kutai Barat (St. Paulus)
  • Dahor, Kampung Baru, Balikpapan (St. Petrus dan Paulus)
  • Prapatan, Balikpapan (St. Theresia)
  • Sepinggan, Balikpapan (St. Klemens I)
  • Bontang (St. Yosef)
  • Long Bentuk, Kutai Timur (St. Paulus)
  • Long Segar, Kutai Timur (St. Maria Ratu Damai)
  • Sangatta, Kutai Timur (St. Theresia)
  • Penajam, Penajam Paser Utara (St. Maria dari Fatima)
  • Rintan Baru (Sungai Belayan), Tabang, Kutai Kartanegara (Gembala Baik)
  • Tenggarong, Kutai Kartanegara (St. Pius X)
  • Tanah Grogot, Pasir (Alleluya)
  • Ujoh Bilang, Long Bangun, Kutai Barat (St. Petrus)

Karya Gereja Katolik[sunting | besut sumber]

Pranala jaba[sunting | besut sumber]